Sabtu, 20 Januari 2018

5 DASAR CARA BERFIKIR DALAM SEJARAH (sejarah singkat Timor-Timur)



Kalian tahu gak, ternyata ada 5 dasar cara berfikir dalam sejarah?






Yang pertama adalah cara berfikir kronologis, yaitu sejarah dilihat dari runtutan peristiwanya, dimana satu peristiwa dengan peristiwa lainnnya saling berhubungan.


Yang kedua ada cara berfikir diakronik, yaitu melihat sejarah dari peristiwa yang pertama kali di bahas oleh sang sejarawan.


Yang ketiga ada berfikir sinkronik, yaitu melihat kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya pada masyarakat di masa itu.


Yang keempat ada cara berfikir secara waktu, yaitu kapan saja waktu-waktu sejarah tersebut terjadi.


Yang terakhir ada cara berfikir secara ruang, yaitu dimana saja sejarah tersebut terjadi.








Oke,sekarang kita bahas yuk, salah satu peristiwa sejarah di Indonesia, yang kemudian akan kita hubungkan dengan 5 dasar cara berfikir tadi! 



Kali ini aku akan mengulas mengenai salah satu wilyah yang dulunya adalah bagian dari negara tercinta Indonesia, yaitu Timor Timur, masih ingat?. Sedih ya, Timor timur adalah sebuah wilayah yang sudah mengorbankan banyak nyawa, biaya, dan perhatian bagi Indonesia, akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan kita. 







Timor – Timur (Timor Leste) adalah bekas wilayah jajahan bangsa Portugal yang berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun.
Bergabungnya Timor Timur sebagai propinsi ke-27 di masa pemerintahan Presiden Soeharto dimulai pada 31 Mei 1976, saat itu dikeluarkan petisi yang mendesak pemerintah RI untuk secepatnya menerima dan mengesahkan integrasi Timor Timur ke dalam negara kesatuan RI tanpa referendum.




Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah RI diajukan secara resmi pada 29 Juni 1976. lalu seterusnya, Pemerintah mengajukan RUU integrasi Timor Timur ke wilayah RI kepada DPR RI. DPR melalui sidang plenonya menyetujui RUU tersebut menjadi UU Nomor. 7 Tahun 1976 pada 17 Juli 1976 dan ketentuan tersebut semakin kuat setelah MPR menetapkan TAP MPR No. VI / MPR/ 1978, hingga pada ahirnya, Timor Timur menjadi Propinsi Indonesia yang ke-27.




Kemudian pemerintahan berganti kekuasaan disebabkan Presiden Soeharto mengundurkan diri atas dasar permintaan rakyat, yang kemudian otomatis digantikan oleh wakilnya pada saat itu, B.J Habibie yang mau tidak mau turut tertimpa masalah dan beragam krisis di indonesia, termasuk krisis disentegari yang terjadi di Timor Timur, karena menggantikan posisi Presiden Soeharto. Presiden Habibie yang saat itu terkesan tidak tegas, plin-plan dalam mengambil keputusan tentang masalah tersebut menjadikan faktor keberuntungan Xanana Goesmao untuk mengacaubalaukan rasa nasionalime rakyat Timor Timur.




Pada saat itu Xanana Goesmao awalnya adalah seorang pemain sepak bola dan wartawan, namun kemudian bergabung dengan para pejuang Timor Leste (Gerilyawan) untuk melawan pemerintahan Indonesia. Xanana Goesmao yang didukung oleh negara luar seperti Australia dan Portugal semakin menggebu-gebu untuk menyuarakan kemerdekaan Timor - timur.
 


Alokasi dana dari Indonesia ditujukan untuk pembangunan di Timor Timur berupa dana pembangunan daerah inpres dan dana sektoral masing- masing berjumlah Rp 350,7 miliar dan Rp 602,4 miliar yang mendorong kemajuan di Timor Timur. Hasilnya kesejahteraan sosial , angka melek huruf, ruas jalan beraspal, hingga bangsal di Rumah Sakit pun terus bertambah,Bahkan saat semakin besar potensi untuk berpisah dengan Indonesia. Tahun 1999, Timor Timur masih menerima alokasi APBN sebesar Rp 187,3 Miliar untuk pembangunan provinsi, kota, desa, dan jaringan pengaman sosial, serta untuk menanggulangi kemiskinan. Sehingga Timor Timur menjadi seperti benalu bagi Indonesia bahkan sampai di akhir-akhir masa integrasinya Selain dana yang cukup besar dari pemerintah untuk Timor Timur, masalah daerah lain yang ikut ingin merdeka, masalah gerilya politik oleh kelompok Anti-integrasi, dan kritik serta kecaman Negara- negara barat atas pelanggaran HAM di Timor Timur yang terus ditujukan kepada Indonesia, semua itu semejak Timor Timur menjadi provinsi ke-27 di Indonesia.



Dan perang saudara selama 3 bulan September-November 1975 di Timor Timur dan pendudukan Indonesia selama 23 tahun 1976-1999, sudah lebih dari 200.000 orang meninggal dan 183.000 diantaranya disebabkan tentara Indonesia yaitu karena keracunan bahan kimia dari bom,Karena hal tersebut PBB tidak setuju dengan integrasi Timor Timur ke Indonesia,Ketidaksetujuan PBB juga dikarenakan ada kaum anti-kemerdekaan yang didukung Indonesia melakukan pembantaian balasan secara besar-besaran dimana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 jiwa dipaksa mengungsi ke Timor Barat. Untuk mengatasi permasalahan di Timor Timur.



Presiden B.J Habibie berupaya keras untuk menghentikanya, namun Sayang serasa tak mampu hingga presiden membuat Dua opsi (pilihan alternatif) yang dia tawarkan untuk memecahkan masalah Timor Timur, yaitu pemberian otonomi khusus atau memisahkan diri dari Indonesia.

Otonomi khusus adalah kewenangan khusus yang diberikan kepada daerah tertentu untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya menurut prakarsa sendiri sesuai dengan hak dan aspirasi masyarakat di daerah tersebut.



Portugal dan PBB menyambut baik tawaran Presiden B.J Habibie tersebut. Selanjutnya, perundingan Tripartit terjadi di New York pada 5 Mei 1999 antara Indonesia, Portugal dan PBB yang kemudian menghasilkan kesepakatan tentang pelaksanaan jajak pendapat mengenai status masa depan Timor Timur / United Nations Mission in East Timor (UNAMET).



Jajak pendapat diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 1999 yang diikuti oleh 451.792 orang pemilih yang dianggap penduduk Timor Timur berdasarkan kriteria yang ditetapkan UNAMET, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun diluar negeri. Pada tanggal 4 September 1999 di Dili dan di PBB hasil jajak pendapat masyarakat Timor Timur tentang pilihan untuk menerima otonomi khusus atau berpisah dengan NKRI diumumkan. Dan hasilnya 78,5 persen penduduk menolak otonomi khusus. Yang artinya Mereka lebih memilih untuk memisahkan diri dari NKRI. Hanya 21,5 persen yang menerima tawaran otonomi.
Dengan hasil tersebut maka MPR RI dalam Sidang Umum MPR pada 1999 mencabut TAP MPR No. VI/1978 dan mengembalikan Timor Timur seperti pada 1975. Saat referendum alias jajak pendapat, kabarnya banyak orang terutama di daerah pelosok yang salah faham alias salah pengertian dalam memilih pendapat. Mereka konon ingin tetap merdeka bersama-sama saudara mereka di negeri Indonesia.




Nah, berdasarkan sejarah singkat tentang Timor-Timur melepaskan diri dari Indonesia tadi, dapat kita simpulkan:

Bagian Kronologisnya adalah  mulai dari Timor-Timur bergabung dengan Indonesia >>> pergantian kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soeharto ke Presiden Habibie >>> pemberontakan rakyat Timor-Timur yang menginginkan kemerdekaan >>> perang saudara >>> Timor-Timur memutuskan untuk memerdekakan diri dari Indonesia

Bagian Diakroniknya adalah pengajuan integrasi Timor-Timur ke dalam wilyah Republik Indonesia pada 29 Juni 1976

Bagian Sinkroniknya adalah pindahnya kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Presiden Habibie yang ternyata tidak begitu tegas, kemudian Xanana Goesmao yang mengacaubalaukan rasa nasionalime rakyat Timor Timur dan menyerukan kemerdekaan untuk Timor-Timur, kemudian kondisi rakyat Timor-Timur yang sejahtera karena mendapat alokasi dana yang cukup besar dari pemerintah Indonesia, kemudian ada juga perang saudara antara Tiimor-Timur dengan Indonesia yang memakan banyak korban.

Kalau dilihat secara waktunya sudah jelas Timor-Timur pertama bergabung dengan indonesia pada tanggal 31 Mei 1976 dan memisahkan diri pada 4 September 1999.

Kemudian dari ruangnya pastinya di Dili, Timor-Timur hehe..





Sekian, terimakasih sudah membaca blogku, mohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi banyak kesalahan, semoga bermanfaat yaaa....









Jumat, 19 Januari 2018

SEJARAH MENURUTKU



Hai! Mari kita berbicara 
seputar SEJARAH lagi!

sumber : tagxedo.com



Tapi sebenarnya, kalian sudah tau belum sih SEJARAH itu apa???


Zaman sekarang sih gampang ya, tinggal cari aja di google, bahkan lengkap dengan berbagai sumber dari para ahli sejarah, hehe… Tapi aku mau mengajak kalian untuk berfikir secara individual apa arti sejarah sebenarnya (tanpa melihat google hehe).


Menurutku, SEJARAH adalah suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau yang memberi dampak perubahan di masa depan. SEJARAH dialami oleh manusia dan kembali diceritakan oleh manusia. Fokus sejarah tentunya pada kondisi manusia pada masa itu.  SEJARAH dapat memberi dampak perkembangan, keberlanjutan bahkan perubahan dalam hidup manusia. Suatu peristiwa juga dapat dikatakan SEJARAH jika dilihat dari pelakunya. Jika pelakunya adalah orang-orang besar biasanya peristiwa itu langsung disebut SEJARAH, misalnya aku sedang beribadah di suatu masjid dan diimami oleh imam masjid setempat, itu bukan SEJARAH, tapi coba saja kalau saat itu aku diimami langsung oleh Presiden Jokowi? Itu adalah suatu SEJARAH dalam hidupku, kapan lagi diimami oleh seorang presiden yang selalu di elu-elukan seluruh penjuru negeri? Haha..


Itu arti SEJARAH menurut versiku, kalau menurut versi kalian apa???



Rabu, 10 Januari 2018

HISTORIOGRAFI





2 September 2016, Dieng, Jawa Tengah
          Tepat pada tanggal 1 September 2017 adalah Hari Raya Idul Adha, dimana seluruh umat muslim yang mampu melaksanakan kurban. Hari Idul Adha juga adalah hari libur nasional, nah sehubungan Idul Adha tahun ini jatuh di hari jumat dan hari sabtu dan minggu adalah weekend, maka keluargaku memutuskan untuk mengambil cuti di hari jumat untuk pergi silaturahmi ke rumah saudara yang ada di jawa. Kami berangkat pada jumat siang dan sampai di sana pada sabtu pagi langsung menuju hotel yang akan kami tempati. Kemudian setelah kami MCK, kami langsung menuju rumah saudara-saudara yang ingin kami tujui. Beberapa rumah saudaraku berada di pelosok-pelosok, jadi mobil tidka bisa lewat sana, sehingga mau tidak mau kami harus memarkirkan mobil dan jalan cukup jauh untuk sampai ke rumah mereka. Kami melewati sawah-sawah, bertemu dengan para petani yang sedang menanam padi, dan warga-warga desa. Adapun rumah saudaraku yang di dekat kaki gunung Dieng. Suasana alam disana masih sangat asri. Sama sekali belum tercemar udara kotor. Lingkungannya pun masih bersih, jumlah kepadatan penduduknya masih sangat jarang, jarak antar rumah penduduk masih sangat jauh, listrik pun masih belum terlalu besar tersedia di sana. Setelah puas melepas rindu kami kembali ke hotel pada malam harinya.


          Berhubung ayahku adalah orang yang hobi mendaki gunung, ia pun berencana untuk mendaki gunung Dieng esok pagi. Saat malam hari kami tidak bisa tidur, akhirnya kami membeli jagung mentah di warung dekat sana kemudian jagung itu kami bakar-bakar sendiri di taman yang ada di hotel kami. Keesokan harinya ayahku mengajak kami untuk mendaki gunung Dieng. Awalnya adikku menolak karena alasan lelah tetapi akhirnya kami sepakat untuk mendaki gunung Dieng. Pagi-pagi buta kami berangkat bersama menuju gunung Dieng. Setelah memarkir mobil di tempat aman kami pun meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Awalnya lereng gunung masih landau, jadi tidak terlalu lelah untuk didaki, tetapi lama kelamaan lerengnya agak terjal, dengan sisa-sisa tenaga akhirnya kami sampailah di puncak gunung Dieng. Segala rasa lelah terbayar dengan keindahan alam yang terbentang. Rasanya terharu bisa melihat di atas awan, memanjakan mata dengan pemandangan yang luar biasa sejauh mata memandang. Merinding rasanya, aku merasa sangat kecil di puncak gunung Dieng, dan membuatku semakin mencintai alam ini dan berjanji pada diriku sendiri untuk menjaga dan melestarikan segala nikmat dan keagungan Tuhan ini.


Kami banyak mengambil gambar disana, salah satunya adalah foto ibuku ini. Kami beristirahat cukup lama disana sembari membuka sisa-sisa bekal perjalanan. Akhirnya kami pun turun gunung dan kembali ke hotel. Sesudah sampai di hotel kami merasa kelelahan, setelah mandi dan beres beres lalu aku dan adikku tertidur karena kelelahan. Kemudian aku dibangunkan oleh ibuku dan kami akhirnya menempuh perjalanan kembali ke Tangerang Selatan. Kemudian keesokan harinya kami sampai di rumah tercinta kami yeey.


Ini adalah salah satu liburan yang paling berkesan, dari yang awalnya mau silaturahmi sampai akhirnya mendaki gunung, merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa. Bagaimana pendapat kalian?